Gaji horor guru honor
Tunggu honor sampai jontor
Gaji horor guru honor
Dompet kotor tunggu honor
Berjalan dengan beban
Bagai sampan dalam lautan
Pekerjaan ini sungguh edan
Peras tenaga dan pikiran
Padamu negeri kami mengabdi
Tapi upah yang dinanti
tak kunjung ditepati
Sampai kapan guru honor
Tunggu honor sampai jontor dompet kotor tunggu honor. Kenapa terus molor molor.
Aduh sial kepikiran
Ganggu imun dan pencernaan
Sampai kapan kepikiran
Bayar kontrakan dan tunggakan
Sial benar nasib seorang guru honor
Tunggu honor hingga jontor
Walau horor semangat tetap bagai obor
Administrasi bagai terasi
Tak persisi tanpa inspeksi
Jam mengajar kejar tayang
Bagai upah tak terbayang
Kebutuhan semakin bertambah
Tapi gaji tak berubah
Sial benar nasib guru honor
Tunggu honor hingga jontor
Walau tekor tak boleh kendor
Guru honor tak boleh teledor
Siap mengajar setiap hari
tapi gaji ya nanti nanti
Banting tulang 24 jam
Ah dunia ini sungguh kejam
Gali lubang tutup lubang
Banting tulang kejar uang
Pulang pulang bukan kepalang
Tahu hutang kian menjulang
Sampai kapan ini terulang
Di negeri tanpa bintang
Semua pekerjaan sudah dilakukan
Meski itu pekerjaan Tuan dan Puan
Kenapa Tuhan tak mendengarkan
Nasib hambanya yang terlupakan
Sarjana pendidikan sudah ditempuh
Tapi itu belum juga ampuh
Kini aku kian rapuh
Meminta bapak untuk luluh
Tapi tak sepatah kata pun kau dengar
Bahkan sampai mulutku memar
Suaraku kau dengar Samar
Apa iya kau perlu alat pendengar?
Agar suaraku kian bergetar
Sampai kapan aku menunggu
Kejelasan yang kian merundungku
Sungguh pilu jika aku hanya menunggu
Kejelasan yang tak tentu tentu
Untuk Tuan dan Puan
Kapan usulan kami kau dengarkan?
Kami hanya ingin kejelasan
Agar sekotak impian selalu bisa kami petakan ke depan
Meski tak mapan
Tak jadi masalah
Selama berkecukupan itu bukanlah sebuah urusan yang perlu energi habis habisan
Apa lagi yang belum kami kerjakan
Laporan pertanggung jawaban seakan menjadi sarapan dan santapan yang penuh kebosanan
Kami sudah melakukan sebaik baiknya,
tapi yang kami dapat kebalikannya
Bagaimana kami berucap secukupnya
Jika apa yang kami dapat kurang dari apa adanya
Begitulah nasib guru honor
Tunggu honor sampai jontor
Dompet kotor tunggu honor
Yang terus molor molor
Begitulah hidup di negeri tanpa bintang
Yang tak pernah ada peluang
Hanya ada kaum beruang
Otak atik sistem dengan uang
Bagaimana kami bisa main sogok
Kalau makan pun kami sering mogok
Kami hanya masyarakat pojok
Yang sering diobok obok hingga rontok
Tok tok Tok tok suara meja bapak ketok
Hingga bengkok kami sering diolok olok
Hingga kini guru honor masih jontor tunggu honor dompet kotor tunggu honor yang masih saja molor molor
April 2018