
Jennifer Mackenzie’s collection of poetry, Navigable Ink, is based on her contact with the famous Indonesian author, Pramoedya Ananta Toer, in 1993, when his works were banned and he was under house arrest in Jakarta. This rare and heartfelt poetic exploration of Toer’s work, captures his fight for gender equality, free speech, non-discrimination, and freedom, issues that are now more crucial than ever. Meet Jennifer in conversation with Juli Sastrawan.
(This program is presented in English and pre-recorded)
Supported by Australian Embassy Jakarta & WritingWA
Kumpulan puisi Jennifer Mackenzie, Navigable Ink, didasarkan pada kontaknya dengan penulis terkenal Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, pada 1993, ketika karyanya dilarang dan dia berada di bawah tahanan rumah di Jakarta. Eksplorasi puitis yang langka dan sepenuh hati dari karya Toer ini, menangkap perjuangannya untuk kesetaraan gender, kebebasan berbicara, non-diskriminasi, dan kebebasan, isu-isu yang sekarang lebih penting dari sebelumnya. Temui Jennifer dalam percakapan dengan Juli Sastrawan.
(Program ini sudah direkam sebelumnya dan dalam Bahasa Inggris)
Didukung oleh Australian Embassy Jakarta & WritingWA